BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 21 April 2010

Cinta menuruQ. . .

Ehm. . .kAlau bahas masalah cinta, pasti ga ada habisnya. Ya. , bahkan penyair yg umurnya udah 70 th keatas pun buat puisi juga bertemakan cinta. . .

Sekarang gini deh. . .ada ga sih orang yg ga pernah ngerasain yg namanya cinta?? Pasti ga ada. Atau, orang yang bisa menghindar dari jeratan cinta? Pasti ga ada orang yg kayak gitu.

Hehm. . .kalau menurut kahlil gibran (atau siapa kek yg bilang) cinta itU tUlus,, Bahagia bila orang yg dicintai nya bahagia, itu bullshit tingkat tinggi. Mungkin itu cuma omongan orang yg sok tegar dan jalan pikirannya pendek. Paling2 setelah ng0mong gitu besoknya bunuh diri. Yang bener tu cinta. . .ga tau ah. . .terSErah apa mau nya mendefinisikan cinta. . .ga tau juga.

Bener kata orang. . .cinta itU untUk dikejar. . .bukan untUk ditUngGu. Kalau kita cuma nunggu, diem, tanpa ada aksi,, gimana ada reaksi. .? Tapi. . .itu mungkin ga berlaku ama cewek kyak Aku. Kalau banyak orang mengatakan menunggu itu menjengkelkan, ngebosenin, bikin jenuh dll,dst,dsb, tpi menurutq, menunggu itu menyakitkan. Sungguh sangat sakit sekali (S4).

Q pasti jadi melank0lis tiap ng0m0ngin penungguan (lebih enak penantian) cintaku ini.

3 TAON.
Yup. . .3 th umurnya Q menanti. Menanti yg menurutQ sia2, tpi bodohnya aku, masih aja Q lakuin.

TerSebutlah c0w0k yg bernama "K0NG" (Nama samaran), begitulah Aku menyebutnya. Ehm,, kalau di ceritain bkal panjang nie nulisnya. Jdi Q Bikin skema kyak gini.

Pas Q kLas 1 - ikut taekw0ndo - dy seniorku - anak sekolahan tetangga - dket (tpi cuma dlam sms deketnya) - Aku mulai suka - dia cuek (sangat) - dia lulus sekolah, kuliah di malang - aku masih sayang, ga berani bilang, dan masih nunggu sampai sekarang.

Dan sekarang. . .aku cemburu bro. . .ada juniorku taekw0ndo lagi ngejar2 dia. Namanya "Tbp" (nama samaran). Smua tmen2 taekw0ndo dukung Tbp bwt dket sama k0ng,, dan yg lbih mengagetkan. . .KONG ngeresPoN. OMG. . .aku cemburu. Sungguh cemburu. Sangat cemburu. Cemburu sekali.

Q yang selama 3 ta0n sayang sama dia, sama sekali dia ga nganggep aku ada.
Sedangkan Tbp. . .

Hei,, can't you see?? I'm the 0ne who understand y0u. , ,
not her. . .!!

Minggu, 20 Desember 2009

Burdah, Seni Musik yang Mulai Tergantikan

Tidak hanya terkenal kaya akan kesenian tradisional yang bersifat Jawa (kejawen), Banyuawangi juga mempunyai kesenian lain denagn ciri khas tersendiri yaitu Burdah (Gembrung). Burdah (Gembrung) merupakan seni musik yang sudah terakulturasi dengan kebudayaan Islam. Peralatannya mirip terbang (rebana) tetapi berukuran besar, semua peralatannya berupa 10 buah. 8 burdah besar dan 2 kecil (gembrung). Tetapi sesuai perkembangan zaman, terkadang burdah juga diiringi dengan alat kethuk dan gong. “ peralatan burdah itu terbuat dari kayu nangka, rotan, dan kulit lembu,” ujar Mbah Supar salah seorang pemain burdah yang masih eksis.

Berbeda dengan sekarang, kesenian yang berasal dari desa Jambesari kecamatan Glagah ini sudah semakin ditinggalkan. Komunitasnya saja tinggal satu-sattunya di Banyuwangi dan tanpa regenerasi. Itupun terorganisir dengan baik. “ Kalau dulu, orang punya hajatan seperti khitanan dan kawinan mengundang burdah. Tapi sekarang sudah jarang. Kalau sekarang paling ya ngundang elekton,” papar Mbah Supar.

Mbah Supar mulai menekuni burdah sejak remaja. Berawal dari hobi, beliau terus menjalani profesi pemain burdah hingga sekarang. Namun mengingat kesenian ini sudah langka, maka beliau bertekad menjaga dan terus melestarikan kesenian burdah. Padahal upah yang beliau terima saat bermain burdah tidak setimpal dengan tenaga yang dikeluarkan selama semalam suntuk. Namun Mbah Supar ikhlas demi manjaga warisan budaya nenek moyang. “ saya teringat, dulu pas zaman presiden Soeharto, burdah sempat go nasional. Mulai dari Malang, Surabaya, hingga Istana Negara Jakarta,” kenang Mbah Supar.

Mbah Supar menambahkan, dia tidak ingin burdah hilang begitu saja dan tergantikan oleh seni musik yang sekarang trend (Band). Bahkan generasi muda pun sudah tidak peduli dengan kesenian yang hampir punah ini. Buktinya sekarang tidak ada lagi generasi muda yang mau belajar burdah dan meneruskan komunitas yang tinggal satu-satunya di Banyuwangi.

KAMUFLASE UJI KOMPETENSI DAN MUTASI GURU

Kita tahu bahwapendidikan bukan hanya berarti belajar, tetapi juga mengajar. Begitu pentingnya peran guru agar pendidikan maju, sehingga guru kadang dianggap sebagai determiner (penentu) majunya pendidikan di suatu sekolah, mengalahkan otoritas kepala sekolahnya sendiri.

Menurut Sergiovanni (1987) bahwa tidak ada peserta didik yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik. . Bahkan guru boleh dikatakan sebagai tulang punggung pendidikan karena inti dalam pendidikan adalah keberhasilan dalam pengajaran, pendidikan dan pelatihan yang dirasakan langsung oleh peserta didik. Bagaimana kalau tidak berhasil?, maka hati-hati saja, "ujung tombak akan menghunjam tulang punggung". Kegagalan sekolah terjadi, siapa lagi yang patut dimarahi kalau bukan guru.

 

UU 20/2003 tentang sisdiknas pasal 50 ayat 3 mengamanatkan bahwa ‘ pemerintah dan /atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional’

Panduan Sistim Penyelenggaraan Rintisan SBI dari direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen) memberi batasan bahwa sebuah sekolah bertaraf internasional adalah sekolah nasional yang ’menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki daya saing internasional’ (h.3). Dengan kata lain, SBI adalah ’SNP + X’ (Ditjen Mandikdasmen, 2007, h.3). SNP adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang meliputi 1) standar kompetensi lulusan, 2) standar kurikulum, 3) standar proses belajar mengajar, 4) standar tenaga pendidik dan kependidikan, 5) standar fasilitas, 6) standar manajemen, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian. Adapun ’X’ merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri, yang telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional’ (Ditjen Dikdasmen, 2007, h.3).

Dalam penjelasannya, Direktorat PSMP (Dit. PSMP) menegaskan bahwa SBI adalah suatu sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya. meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan’ (Dit. PSMP, 2007, h.5).

Adapun sekolah rintisan SBI diartikan sebagai sekolah yang berada dalam tahap uji coba dan pembinaan awal untuk dipersiapkan menjadi SBI (Dit. PSMP, 2007, h.5). Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam hal ini adalah tanggung jawa bersama antara Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini Direktorat PSMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (Dit.PSMP, 2007, h.5)

Ilustrasi singkat ini memberi gambaran kepada kita betapa luas dan beratnya cakupan tugas yang diemban oleh sekolah rintisan SBI sehingga dapat dipastikan diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi dan bermutu apabila tahap rintisan ingin dilalui dengan berhasil.

SBI harus memiliki sumber daya manusia yang profesional dan tangguh, baik guru maupun kepala sekolah, tenaga pendukung (tenaga komputer, laboran, pustakawan, tata usaha, dsb. Profesionalisme pendidik dan tenaga pendidikan ditunjukkan oleh penguasaan bidang kerjanya, etos kerjanya, penguasaan bahasa asing, (Bahasa Inggris khususnya), penguasaan ICT mutakhir dan canggih bagi pekerjaannya, berstandar internasional, dan etika global (Ditjen Mandikdasmen, 2007, h.14).

Lebih rinci, dalam penjelasannya tentang profil akhir SBI bidang SDM , Ditjen Mandikdasmen (2007) menguraikan bahwa guru SBI harus ’a) mamadai jumlahnya, b) memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1, c) memiliki tingkat relevansi tinggi, d) memiliki sertifikasi profesi guru, e) memiliki kesanggupan kerja yang tinggi, f) menggunakan ICT dalam mengajar, [dan] g) mampu mengajar dalam bahasa Inggris secara efektif (TOEFL:500)’ (h.35). Mirip dengan profil guru yang dikehendaki, Ditjen Mandikdasmen (2007) juga membuat profil untuk kepala sekolah, pustakawan, laboran, teknisi komputer, kepala TU, dan tenaga administrasi lainnya. Masing-masing profesi memiliki spesifikasinya sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugasnya. Kemiripan standar yang dipersyaratkan bagi profesi-profesi tersebut adalah 1) memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan, 2) menguasai bahasa Inggris aktif dengan standar sesuai dengan profesinya, misalnya kepala sekolah TOEFL 500; KTU, laboran, pustakawan dan teknisi TOEFL 450; sedangkan tenaga administrasi TOEFL 400; 3) menguasai infomation and communication technology (ICT) mutakhir, dan 4) memiliki etos kerja yang tinggi (h.35-36).
Ditjen Mandikdasmen (2007) juga mempersyaratkan kepala sekolah SBI memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang memadai (h.35) agar mampu melaksanakan ’kepemimpinan transformasional’ (h. 14), dan menyelenggarakan ’manajemen berbasis sekolah’ (h.35), serta jika mungkin menambahnya dengan menerapkan ’manajemen mutu terpadu (total quality management)’ (h.13).

Tapi kita lihat fakta berikut. Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D. Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa. Bisa disimpulkan bahwa adanya penetapan SBI atau RSBI sering mengabaikan tuntutan bahasa inggris aktif. Akibatnya kemampuan berbahasa inggris guru dan kepala sekolah rendah.

Dari keadaan tersebut muncul format baru sebagai pengembang kualitas sekaligus untuk memunculkan semangat daya saing di kalangan guru dengan melakukan sistem seleksi. Yaitu seleksi dengan melakukan tes kompetensi pada guru pelajaran MIPA dan beberapa dari mata pelajaran IPS. Selain memacu para guru untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Tes yang digagas pertama kali itu ditujukan untuk menyaring guru-guru MIPA terbaik yang nantinya kelompok guru terbaik akan dikumpulkan dan diberi pelatihan dan kemudian akan ditempatkan di sekolah-sekolah RSBI.

Ada yang pro denagn konsep tersebut, tapi banyak yang kontra dengan konsep tesebut. Bagi mereka yang pro menganggap guru yang terbaik memang harus diprioritaskan mendapat beasiswa dan ditempatkan di sekolah RSBI untuk membimbing siswa-siswa yang terbaik juga. Tapi tidak bagi mereka yang kontra dengan alasan seandainya pengangkatan atau pemindahan dapat dilakukan, guru lama belum tentu dapat dipindahkan keluar begitu saja mengingat mereka boleh jadi merupakan personel yang telah berjasa menjadikan sekolah rintisan SBI mencapai prestasi terebut.

Bagaimanapun juga predikat sehingga sekolah mencapai RSBI tidak gampang, membutuhkan waktu dan usaha yang keras. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengukir prestasi yang hingga menyandang predikat RSBI, dan semua itu tidak terlepas dari peran guru (lama) sebagai pelaksana maupun pembimbing. Jadi tidak adil rasanya kalau mereka dipindahkan begitu saja dan diganti dengan guru (baru) yang tidak mempunyai andil apa-apa terhadap keberhasilan RSBI. Memindahkan tenaga lama berarti mengesampingkan unsur history. Tetapi patut pula diingat bahwa ’membuang’ para senior, yang tidak jarang merupakan jangkar budaya sekolah, sangat mungkin akan mengubah akar budaya yang diperlukan untuk mempertahankan budaya yang sudah baik.

 
Memang banyak ahli berpendapat bahwa kompetensi terpenting seorang pendidik sebagai prasyarat utama memberikan pengajaran sesuai pola SBI adalah skil bahasa internasional, yaitu Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Tapi buktinya sampai saat ini banyak guru belum berhasil dijadikan role model pengguna Bahasa Inggris yang baik, dan jika dikaitkan dengan kebijakan pemerintah mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional di sekolah negeri, banyak di antara guru tak siap menghadapinya.


Terlihat ada keengganan dari para guru mata pelajaran untuk mengadakan pembelajaran dalam Bahasa Inggris, karena mereka harus mengubah kebiasaannya mengajar dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Bahkan banyak diantara mereka yang mengundurkan diri terlebih dahulu sebelum tes kompetensi diadakan. Karena merasa tidak siap dan tidak mampu menggunakan metode pembelajaran dalam bahasa inggris. ketika mengajar dengan menggunakan Bahasa Indonesia, para guru tidak bermasalah dalam tatanan konsep berpikir. Namun, begitu beralih menggunakan Bahasa Inggris dengan kemampuannya yang terbatas, mereka jadi bermasalah dengan konsep berpikir untuk mengajarkannya kepada siswa.

Tetapi kita kembalikan lagi kepada siswa. Apakah siswa lebih paham dan lebih pintar dengan konsep pembelajaran menggunakan bahasa inggris, ataupun sebaliknya.




Jumat, 20 November 2009

Sutardji Chalsum Bahri

Aku bawakan bunga padamu 
tapi kau bilang masih 
Aku bawakan resah padamu 
tapi kau bilang hanya 
Aku bawakan darah padamu 
tapi kau bilang cuma 
Aku bawakan dukaku padamu 
tapi kau bilang tapi 
Aku bawakan arwahku padamu 
tapi kau bilang kalau 
Tanpa apa aku datang padamu 
Wah!

Istilah-Istilah dalam Taekwondo

Sabum : Instruktur

Sabum Nim : Instruktur Kepala

Seonbae : Senior

Hubae : Junior

Dojang : Tempat latihan Taekwondo

Dobok : Seragam Tae Kwon Do

Ti : Sabuk Latihan


Chung : Biru

Hong : Merah

Charyeot : Perhatian

Kyeong rye : Hormat dgn membungkukkan badan

Junbi : Siap

Shijak : Mulai

Kalyeo : Stop

Kyesok : Lanjutkan

Keuman : Selesai

Kyeshi : Penghentian sementara pertandingan karena cedera

Shigan : Penghentian sementara pertandingan karena kasus lainnya

Kyong-go : Hukuman peringatan

Gam-jeom : Hukuman dengan pengurangan nilai


Son : Tangan

Pal : Pergelangan tangan

Joomeok : Kepalan

Sonal : Pisau tangan

Batang son : Telapak tangan bagian pangkal

Ageum son : Tusukan ke arah leher

Eolgol : Kepala

Bakat palmok : Lengan bagian luar

An palmok : Lengan bagian dalam

Palkup : Siku tangan

Bal : Pergelangan kaki

Ap Chuk : Telapak kaki depan

Bal Badak : Telapak kaki

Dwi Chuk : Tumit kaki

Oreun : Kanan

Owen : Kiri


An son keut : Tusukan satu jari (telunjuk)

Pyeon son keut : Tusukan dengan 4 jari tengah, posisi telapak tangan vertikal

Aguem son keut : Tusukan (cekikan) ke arah leher

Gawi son keut : Tusukan dua jari ke arah mata lawan


Charyeot Seogi : Sikap dengan kaki terbuka tangan kepal samping paha

Joochom Seogi : Sikap jongkok kaki sejajar

Ap Koobi : Sikap kuda-kuda panjang

Dwi Koobi : Sikap kuda-kuda belakang

Ap Seogi : Sikap kuda-kuda pendek

Arae Maki : Tangkisan ke arah bawah dengan

tangan bagian luar

Eolgol Maki : Tangkisan ke arah kepala

An Palmok Momtong Bakat Maki

: Tangkisan lengan bagian luar

Bakat Palmok Momtong An Maki

: Tangkisan ke luar dengan tangan bagian dalam

An Palmok Momtong Bakat Maki

: Tangkisan ke dalam dengan tangan bagian luar

Dwi Hurigi

: Tendangan melingkar ke arah belakang

I Dan Dolyo Chagi

: Tendangan melingkar dengan kaki depan sliding

Miro Chagi

: Tendangan mendorong dengan telapak kaki bagian dalam

I Dan Yeop Chagi

: Tendangan samping dengan kaki depan sliding

I Dan Ap Hurigi

: Sliding tendang mencangkul dengan kaki depan

Yeop Hurigi

: Tendangan mengkait dengan kaki depan

Dolge Chagi

: Putar 180o tendang melingkar, lalu tendang (dolyo chagi)

Narae Chagi

: Tendang dolyo chagi beruntun ke arah perut lalu kepala atau paha lalu perut lawan, dengan satu kali lompatan

Mat Badad Chagi

: Dolyo chagi digunakan khususnya untuk jarak pendek

Twio Dwi Chagi

: Lompat tendang arah belakang (putar 360o)

I Jung Dolyo Chagi

: Checking putar tendang melingkar

Batang Son Momtong An Maki

: Tangkisan telapak tangan dari luar dalam

Bakat Palmok Arae Bakat Maki

: Tangkisan ke arah bawah

Bakat Palmok Momtong Bakat Maki

: Tangkisan ke arah tengah (ulu hati)

Bakat Palmok Eolgol Bakat Maki

: Tangkisan ke arah tengah atas bahu


Bakat Palmok Eolgol Maki

: Tangkisan ke arah bagian atas kepala

Gawi Maki

: Tangkisan silang yang satu bawah dan samping tengah

Yeop Jirugi

: Pukulan ke arah samping, dengan tangan yang lainnya dikepal diletakkan di pinggang

Chi Jirugi

: Pukulan upper cut menggunakan satu tangan ke dagu lawan

Ap Chagi

: Tendangan lurus ke arah depan dengan telapak kaki bagian depan sebagai sasarab pengenaan

Dolyo Chagi

: Tendangan melingkar ke arah ulu hati atau kepala, punggung kai sebagai sasaran pengenaan

Deol O Chagi

: Tendangan cangkul ke muka lawan ambil dengan lurus

Dwi Chagi

: Tendangan ke arah belakang dengan tumit sebagai sasaran pengenaan

Yeop Chagi

: Tendangan ke arah samping dengan tumit sebagai sasaran pengenaan

TaeKwon Do junshin :Prinsip ajaran taekwondo

Angka di Korea

Angka Korea asli: Dipakai untuk membaca: hitungan latihan, umur, jumlah barang/orang, membaca jam, dll.


Satu : Hana

Dua : Dul

Tiga : Set

Empat : Net

Lima : Dasot

Enam : Yasot

Tujuh : Il Gob

Delapan : Yodol

Sembilan : Ahop

Sepuluh : Yeol


Angka Korea-Cina: Dipakai untuk membaca: urutan taegeuk, hari, bulan, telepon, tahun, harga, minggu, menit, dll.

Satu : Il

Dua : I

Tiga : Sam

Empat : Sa

Lima : O

Enam : Yok

Tujuh : Chil

Delapan : Pal

Sembilan : Gu

Sepuluh : Shib

Mengucapkan terima kasih pada pelatih sesudah berlatih:

“ SU GO HA SAET SEM NI DA “

: “ Terima kasih atas pelajaran yang diberikan

Senin, 17 Agustus 2009

Membaca = Membuka Jendela Dunia ?

Kalau kita coba hitung mundur,lebih dari 10 tahun yang lalu kita sudah mulai belajar membaca. Sejak duduk di bangku TK, guru sudah mengajarkan menghafal huruf abjad dengan menyanyi. Setiap malam tak lupa ibu membacakan dongeng sebelum tidur. Semua itu tak lepas dari aktivitas membaca. Tapi, apakah menjamin si anak nantinya juga gemar membaca?

Berdasarkan hasil riset world Bank dan IEA menunjukkan bahwa peringkat kebiasaan mebaca anak-anak Indonesia palig rendah dan tertinggal dari Negara Asia yang lain. Indonesia hanya mendapat skor 51,7 dibanding Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (75,0), dan Tiongkok (75,5). Selain itu kemampuan membaca rata-rata para siswa SD dan SMP di Indonesia mendapat peringkat ke-38 dan ke-34 dari 39 negara. Sangat mengenaskan.

Padahal kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 setelah RRC, Amerika, dan India. Sedangkan penduduk kita yang dilukiskan pada grafik piramida penduduk, adalah kebanyakan usia muda (>65 tahun). Dan sangat ironis bahwa sebagian besar dari mereka masih terbelakang dalam hal wawasan karena minat baca yang minim.

Lalu, masih berlakukah kata bijak yang mengatakan membaca = membuka jendela dunia?



Jumat, 29 Mei 2009

CERPEN: MASIH BERAKHIR PLAY BOY

Gimana sih cewek idaman cowok … ?, Tinggi …? Putih …? Langsig …? Yaiyalah. Ga’ usah munafik deh kalau cowok ga’ kleper-kleper. Rambut panjang, senyum mengoda, dan jalannya kayak model papan atas. Perfect ! hamper tiap cewek bermimpi punya wujud kayak gitu. Paling enggak, standart minimal Titi Kamal dech … Gedubrak ! Kalau semua cewek kayak gitu, didunia ini ga’ ada yang jelek donk.
Lain halnya dengan Farah, kini dia mematut diri di depan kaca. Ga’ bisanya dia berdandan melebihi 5 menit. Tapi pagi ini sudah hamper setengah jam belum kelar juga.
Wajah ……. 85 – 90 lah. Bisa dibilang pantes kalau jadi keponakannya Inneke koesherawati. Farah mendekatkan wajahnya kedepan cermin, lebih meneliti wajah ovalnya yang memang ga’ bisa dibilang jelek itu.
Kali ini giliran badannya yang ia teliti. Kedua tangan Farah diletakkan di pinggang, bukanya mirip foto model malah mirip orang mau ngelabrak.
“Kalau body sich …. 11 – 12 sama Zaskia Adya Meca” dasar Farah, sukanya mempuji diri sendiri.

……………………#### ………………………..

Kalau seumpama pelajaran kali ini berada di taman di Jepang sono. Pasti bunga sakura bungsung mengugurkan semua bunganya bagitu Pak Suroso menyudahi pelajarannya. Dimana ga’…… ? terlalu lama menanti sich, uuhwaach …… Farah menguap ditempat duduknya. Eh, bukan Farah ternyata hamper seisi kelas melakukan hal yang sama, tidur masal.
“Emangnya Pak Suroso itu ga’ bosen apa ngoceh terus ? Dulu emaknya ngidam radio kali makanya kalai’ ngomong ga’ berhenti-berhenti. “Ujar Farah dongkol.
“Farah, Farah, harusnya kamu bangga dong punya guru seperti Pak Suroso. Dia masih mau membagi wawasan kepada murid-muridnya. Jarang lo ada guru kayak gitu.” Zihan, Jahib.
Farah sekaligus teman sebangkunya kali ini berusaha mendamaikan.
“ho …..ho …….. ya iyalah Zihan saying, hari gini jarang ada guru kayak gitu. Soalnya udah diprotes duluan sama murid-muridnya” timpah
Farah.
“Eh Farah, Zihan. Ke kantin yuk ! Laper nich !” Si Tia, yang tempat duduknya di depan Farah ikut nimbrung.
“Bentar deh, kayaknya ada yang beda sama Farah.” Tia mengamati Farah mulai dari ujung jilbabnya sampai pangkal sepatunya. Mimik wajahnya tampak berfikir. Tia menggeleng-gelengkan kepala.
“Benar-benar ada yang ga’ beres.
Kamu pake’ make up ya farah ? make parfum juga ….. ? Tak kusangaka …… ? Tia menyimpulkan hasil pengamatannya. Wajah putih Farah berubah merah karena malu.
“Beneran Rah …. ? Ha ha ha ….. lucu banget seorang seorang Farah pake’ make-up … “ Sekarang giliran Zihan yang ngakak. Sedangkan Farah semakin merah mirip kepiting rebus. Emangnya ga’ boleh aku belajar jadi cewek, piker Farah.
“Kalian berdua resek deh ….. Emangnya ga’ seneng kalo’ temennya jadi cantik …. ?” Farah manyun. Bukanya kasihan Zihan sama Tia malah tambah kenceng ngakaknya.
“Farah, dapat salam tuh dari temanku. Katanya dia pegen kenal sama kamu”. Sontak Zihan dan Tia berhenti tertawa. Makhluk satu ini dating dari mana sih ? Tiba-tiba nongol dibangkunya Farah.
“Siapa Sa ….. ?” Tanya Tia penasaran.
“ada deh …….” Kening Farah semakin berkerut. Siapa sih ….. ? batin Farah. Dasar Tesa si ratu Gosip. Pasti dia Cuma ngegombal.
“Emang dia anak kelas mana ?” Farah menimpali.
“Anak kelasku, ehm ….. itu tuh anaknya yang jongkok benerin septum.” Tesa menunjuk seorang cowok yang kini dia ada didepan kelas Farah. Dika …… ? ga’ salah. Perasaan aku ga’ pernah kenal sama sang ketua Paski itu dech. Farah bertanya dalam hati.
“Eh udah ya, aku mau cabut dulu ……”. Tesa keluar dari kelas Farah. Suasana diam sejenak setelah Tesa pergi. Zihan dan Tia masih bengong menatap keluar pintu. Kemudian ke dua pasang mata mereka berganti menatap Farah. Sontak Farah jadi Salting diliatin begitu sama kedua sohib mereka.
“Kalian kenapa ngeliatin aku kayak gitu sich ….. ?”
“Ada apa dengan kamu sich Rah ? Kayak bukan Farah deh …..” Nada suara Zihan terlihat kecewa.
“Ya udahlah Zihan. Lagian Farah udah gede juga.”
“Aku tau Tia. Tapi Farah kan udah bilang sendiri kalau dia belum siap buat pacaran. Kamu tau sendiri kan ya ….. ? si Dika itu kan Playboy Abis.
“Aduh ….. aduh deh. Emang kalau si Dika nyari aku selalu ada apa-apanya. Siapa tahu dia mau pinjam buku atau apa kek. Jangan negative thinking dulu dong.” Farah berusaha melerai.

……………………#### ………………………..


Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi …. Wuuh kayak judul lagunya Peterpen aja. Tapi itu yang kini dirsakan Farah. Ternyata ga’ enak juga jadi anak tunggal, piker Farah. Apa-apa sendiri, kesepian, ga’ ada temen. Apalagi kalau mama udah ngomel-ngomel, ga’ ada yang ngebantuin.
Farah berjalan santai keluar dari parker sekolah sambil samara-samar menyanyikan I’m yours nya Jason Mars yang ia denagrkan dari Ipod kesayangannya. Saking sariusnya dengerin musik sampai-sampai Farah ga’ sadar dari tadi di perhatian sama orang dibelakangnya.
“Farah ……. !” Dhika berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Farah. Farah yang merasa namanya dipanggil santun menoleh.
“Kamu memanggil aku ……?” Tanya pada Dhika. Farah melepaskan headset dari kupingnya.
“Iya …… kamu Farahkan anak XI IPA 1 ? yang anak madding itu..? Tembak Dhika, ngebuat Farah jadi salting di tengah-tengah kekagetannya.
“Aku Radhika, Anak XI IPA 5.” Dhika mengulurkan tangan bermaksud mengajak kenalan. Farah masih bengong. Ia menatap uluran tangan Dhika. Ia ragu mau menjabat tangannya.
“Farah ……” Farah berusaha tersenyum. Canggung ya …. Siapa yang ga’ kenal Dhika. Bisa di survey anak satu sekolahan pasti kenal semua sama yang namanya Radhika. Apalagi cowok udah ganteng, tajir, ketua paskibra. Juga orasi pula. Siapa sich cewek yang ga’ berdesir hatinya kalau didekati sama Dhika ? Tapi gelar playboy juga ga’ luput disandang Dhika.
“Oia ….. kapan-kapan aku telpon atau SMS kamu boleh ya … ? Dhika ti the point. Seumpama itu dikasur, Farah pingin jatuh pingsan saja. Masalahnya ini di lantai, kan sakit kalau jatuh.
“Keberatan ga’ ….. ?” Tanya Dhika lagi, meyakinkan.
“Oh ….. eh …. Terserah kamu deh, ga’ pa pa kok” jawab Farah terbata-bata. Wajah Farah semakin memerah.
“Eh aku duluan ke kelas ya … hari ini aku tugas piket.” Bohong Farah. Belum sempat di dijawab Dhika, Farah udah kabur. Dasar Farah. Tapi senyum itu masih menghiasi wajah Dhika.

……………………#### ………………………..
Hari Selasa puisi, rabu bunga, kamis coklat, jum’at puisi sama coklat. Sudah seminggu ini Farah mendapat kiriman terus dari Dhika. Ga’ tau kenapa si tomboy ini juga luluh sama yang namanya Dhika. Padahal sebelumnya banyak cowok yang ngejar dia tapi dicuekin gitu aja ama Farah.
“Rah, kenapa sih kamu diem terus ? Ada masalah ? Cerita dong….? Farah kaget. Dia kepergok melamun. Ternyata dari tadi dia diperhatiin sama Zihan.
“Ga’ kok Zihan sayang, ga’ ada apa-apa I’ll be fine ……….”
“Oh ….. ya udah” Zihan menyeret tempat duduknya yang semula berhadapan dengan Farah.
“farah ada yang nyari’in tuh …. ? Tia baru masuk ke dalam kelas dan menghampiri meja Farah.
“Dhika tuh … deuu, seneng nih ….” Tia mengerling nakal. Sedangkan Zihan, terlihat dia berhenti dari aktivitasnya menulis. Pasti shock Farah merasa tidak enak. Seperti ada yang mengganjal. Dia merasa sungkan dengan Zihan. Ya Alloh …… maafkanlah hambamu. Jangan rubah sikap Zihan pada hamba ya Allah … Mohon Farah dalam hati.
Dhika masuk kedalam kelas Farah. Langkahnya terhenti tepat didepan meja Farah dan Zihan. Farah mendongak.
“Ke kantin yuk …… !!” Ajak Dhika Farah tersenyum pahit. Dia tahu apa yang dirasakan Zihan sekarang dalam diamanya.
Kantin sekolah terlihat begitu ramai, Dhika dan Farah memilih tempat di pinggir.
“Udah terima coklatku tadi ….?” Dhika membuka percakapan setelah menyeruput es juruknya.
“Oh …. Sudah kok ………” jawab Farah santai sambil mendorong baksonya ke tengah meja. Mereka diam sejenak, canggung, tapi akhirnya Farah mau juga membuka obrolan.
“Kenapa kamu ngasih aku coklat ? emangnya aku suka coklat ?”
“karena kamu suka sama warna coklatkan ? Tas, buku, baju …. Semua coklat. Jadi aku ngasih sesuatu yang identik sama warna cokelat” jelas Dhika.
“Jadi kalau aku minta Doraemon warna coklat, kamu bisa ngabulin ga’ ……? Selidik Farah. Dia menunggu kelanjutan jawaban Dhika.
“Kenapa ga’ ……? Pasti aku kasih buat kamu ……” sahut Dhika. Farah tak percaya. Tapi Dhika yakin Farah pasti tau arah pembicaraannya. Tak sengaja pandangan mereka bertemu. Tapi Farah segera membuang muka karena takut kelihatannya pipinya yang memulai memerah. Mereka lama terdiam dan akhirnya, bel pun berbunyi.
……………………#### ………………………..


Hujan begitu deras sore ini. Farah berjalan mondar mandir di depan ruang madding miirp kayak setrikaan. Sesekali ia melirik arlojinya. Hamper jam 5 sore dia mulai mendengus kesal. Farah menunggu Dhika yang janji dating sore ini untuk mengembalikan CD-Drive punya Farah. Farah ngak mungkin menunggu sampai malam disekolah, pasti mamanya bakal ngomel. Tapi ngak mungkin juga Dhika ngaterin ke rumah Farah. Seumur-umur Farah belum pernah diapeli cowok, apalagi malam hari.
“sorry aku telat. Abis ujannya ga’ berhenti-berhenti.” Farah berhenti mondar-mandir. Kaget dengan kehadiran Dhika yang tiba-tiba.
“Ya iyalah susah berhenti. Ujan kan main keroyokan. Mau ngomando buat ngerem kan sulit ……”.
“Kamu tuh ada-ada aja yach …….”
Ujar Dhika sambil membersihkan bajunya yang bash kuyup, diiringi dengan senyum menawannya.
“Aku kira kamu ga’ bakalan dating.” Lanjut Farah, hamper ga’ kedengeran.
“Ya nggak deh. Tadi tuh aku nyari ini” Dhika menyodorkan Boneka doremon berwarna cokelat yang masih terbungkus plastic pada Farah. Farah berdiri tegtang mematung lama sekali. Dhika meletakkan boneka itu diatas tangan Farah. Farahpun segera menyadari situasinya kembali.
Suasana sekolah sepi sekali hujan turun sangat lebat. Dhika terlihat menggigil kedinginan setelah kehujanan tadi.
“Aku ngak tau Rah, waktu itu kamu bercanda atau serius. Waktu kamu bilang minta doremon warna cokelat, aku langsung semangat buat nyari benda itu. Dan aku aku terus berusaha ngedapatinnya. Padahal sulit banget, bahkan diseluruh toko ngak ada. Sampai-sampai aku pesan sendiri ke pabriknya.” Urai Dhika panjang lebar. Sedangkan Farah, tegang menyimak penjelasan dari Dhika.
“Rah, aku sudah tahu kamu mulai kelas satu SMA. Tapi perasaanku sama kamu berubah sejak 2 bulan yang lalu. Dan bukankah sudah hamper satu bulan kita dekat ….? Cecar Dhika. Farah diam seribu puluh bahasa. Dia Cuma menatap mata Dhika yang Farah yakin Dhika nggak bohong. Meskipun Farah harus rela mendongak begitu lama karena Dhika yang jangkung itu.
“Mmm ……aku ingin jadi orang yang selalu dekat kamu Rah…..” kata pamungkas Dhika terlontar juga. Wuih ! Rasanya Farah pingin pingsan aja. Ya ampun, aku pengen pipis nih. Guman Farah dalam hati.
“Aku ….. aku nggak bisa kasih tanggapan sekarang. Aku sudah dijemput Dik, sori aku harus pulang. Assalamu’alaikum.” Farah tersenyum pahit. Dia jadi canggung mau meninggalkan Dhika di situ, tapi diiringi dengan perasaan yang campur aduk Farah beranjak dari tempat itu Farah melihat Boneka doremon cokelat yang ada ditangannya. Didalam kantong doremon ada CD-Drive yang dpinjam Dhika.
……………………#### ………………………..


Sekolah heboh, Farah pacaran sama Dhika meskipun itu udah hampir 2 minggu yang lalu, tapi anak-anak masih heboh sampai sekarang. Bukannya apa, kalau meralah cowok atau nggak pasti cocoklah. Dhika cakep. Farah juga manis. Tapi in masalahnya Dhika itu kan paling popular masalah cewek kalau dihitung, hampir semua cewek cantik disekolahnya pernah pacaran sama sang ketua Paski ini. Tapi ini kokok pacaran sama Farah sih ? cewek berjilbab ? ya … meskipun kadang tingkah Farah yang pecicilan tapi tetep aja, emang Dhika mau tobat ?
Nggak ada acara nge-date malem, nggak ada apel dirumah dan nggak ada acara berdua-duaan. Itu konsekwensinya Farah. Dan Dhika sudah menyanggupinya. Demi cinta katanya ini yang membuat anak-anak semakin gencar ngegosip. Dhika yang playboy, mana bisa pacaran anteng kayak gitu ? Tapi itu emang kenyataanya. Acara pacaran mereka Cuma ketemu disekolah, jalan bareng pulang sekolah, makan bareng, dan nganterin pulang.
Hari in kelas Farah dapat giliran jadi petugas upacara dari Senin yang pasti disitu ada Dhika yang melatih upacara. Dan yang pasti lagi teman-teman kelas Farah jadi ngomongin mereka berdua yang dari tadi nempel terus. Biasalah kan lagi anget-angetnya.
“Zihan, ke kantin bareng yuk ! Ajak Farah setelah selesai latihan upacara.
“Ayo ….. aku juga haus nih ! jawab Zihan ia berdiri dari tempat duduk.
“Farah, Zihan mau ke kantin ? bareng ya …..” Ujar Dhika dari arah belakang. Sontak mereka menoleh kebelakang. Dhika menghampiri Farah dan berdiri disampinya.
“Aku boleh ikut kan ?” Dhika bertanya lagi
“Ya iyalah, kenapa ga’ boleh ?” sahut Farah kemudian menoleh keahar Zihan meminta tangapan darinya.
“eh … iya kok” jawab Zihan sambil mengangguk. Zihan tersenyum, terpaksa. Farah tau itu. Tiba-tiba ada perasaan tidak enak menyelinap dihatinya.
Merekapun berjalan bersama-sama menuju kekantin dengan perasaan masing-masing.

Because of you
My life has changed
Thank you for the love and the joy you bring 
Because of you 
I feel no shame
I’ll tell the world
I’s because of you 
Farah bahagia sekali hari ini. Dari tadi dia tak lepas menatap Dhika. Bukan hanya Farah, tapi semua mata tertuju pada Dhika. Dhika menyanyikan lagu Because of you nya Keith Martin dengan akustik di ulang tahun Farah yang ke-17 hari ini.
Some times I get lonely
And all I gotta do is thing of you
You captured something inside of me
You make all my dreams come true 
As not enough that you love me for me
You’ve reached inside and touched me enternally
I love you best explain how I feel and for you
Lagu itu ditujukan pada Farah. Farah yakin itu. Dari tadi ia senyum senyum sendiri melihat sang pujaan hatinya menyanyi didepan teman-temannya pada perayaan ulang tahunnya kali ini. Dia tidak pernah tau kalau Dhika punya bakat musik juga.
Zihan tidak dating dari tadi dia mencari-cari sehabatnya itu tadi tidak ketemu. Ternyata neneknya sakit. Zihan tadi menelponnya.
Tepuk tangan bergemuruh ditujukan pada Dhika. Setelah turun dari panggung Dhika menghampiri Farah yang sedang sendiri.
“Kenapa kamu murung ?” selidk Dhika.
“Zihan nggak dating……” Jawab Farah singkat tanpa menoleh kearah Dhika.
“aku tahu. Pasti sedih banget. Dia kan sahabatmu.”
“Bukan itu saja Dhika. Aku merasa Zihan itu ngak suka sama kita.” Ujar Farah denagn menekankan kata “kita”. Dhika menoleh dan kini mereka berdiri berhadapan.
“kita ……? Maksud kamu ?” kening Dhika bererut. Bingung dengan ucapan Farah barusan.
“Dengan hubungan kita. Zihan nggak suka kalau kita “pacaran”. Itu yang aku selalu merasa nggak enak dengan Zihan.” Jelas Farah.
“Ya udahlah.” Dhika merangkul pundak Farah yang lebih pendek darinya. Wajah Dhika tiba-tiba berubah tanpa sepengetahuan Farah.
……………………#### ………………………..


Tidak terasa hampir 3 bulan “hubungan” Farah dan Dhika berjalan. 3 bulan pula Farah canggung dengan Zihan. Tapi seminggu ini aneh menurut Farah. Sikap Dhika berubah. Apa ini yang namanya pra-putus, piker Frah dalam hati. Tapi kenapa saat-saat Farah mulai merasakan apa itu cinta pertama, sikap Dhika berubah ?
Dhika jarang mengajaknya bareng ke kantin. Jarang menawari belajar bareng, dan jarang bales SMS atau telponnya. Dan tiga factor diatas yang membuat Farah jadi murung. “Pulang sekolah aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.” Dhika Cuma mengucapkan satu kalimat saat menemui Farah dikelasnya pas jam istirahat.
……………………#### ………………………..

Suasana hening. Hanya suara deburan ombak, bau buih air laut dan pemandangan biru terhampar didepan mereka. Dari tadi mereka hanya diam menikmati perasaan masing-masing.
“Aku sayang Rah, sama kamu …..? kalian pertama yang terlontar dari mulut Dhika. Hati Farah berdesir, dia sudah menangkap sinyal itu dari Dhika.
“Tapi aku juga ga’ bisa bgeliat persahabatanmu hancur Rah,” lanjut Dhika. Farah masih membisu, tak terasa air mata sudah meleleh di pipi putihnya.
“Aku juga sedih kalau ada yang bilang kita tuh beda. Aku brengsek Rah, nggak seperti kamu. Aku bejat, aku ga’ pantes sama kamu.” Air mata Farah makin deras mengalir.
“Kita ….. ngelanjutin jadi temen aja ya”. Dhika menutup kalimatnya. Kini Dhika juga diam seribu bahasa. Dhika serasa tercekik di tenggorokan. Dia menahan getaran hebat yang membuat sekjur tubuhnya dingin. Dia tak percaya telah mengatakan semua itu pada seseorang yang sebenarnya masih disayanginya.
Ini Cuma mimpi kan ? Yah …… ini mimpi buruk ! sebentar lagi pasti bangun dan semuanya bakal normal seperti dulu, cera cau farah dalam hati. Tapi ternyata ….. ini adalah kenyataan.
Sunset kali ini, dilewati denga penuh air mata.
……………………#### ………………………..


17 Agustus 2008 
Hari ini hari libur, ya iyalah, semua orang merayakan hari kemerdekaan Indonesia tercinta. Semua stasiun televise menayangkan acara yang sama. Prosesi pengibaran sang merah putih di istana Negara. Dan tahukah ? Radhika yang mengibarkan merah putih itu. Farah hanya bisa melihat wajah mantan kekasihnya seminggu lalu itu dari balik layer kaca. Pasti ceweknya yang sekarang bangga banget sama Dhika, gumam 
Farah dalam hati. Dia masih teringat ucapan Zihan dan Tia tempo hari, kamu harus bersyukur Rah, Allah masih menjagamu dan sayang pada kamu. Kamu masih diingatkan kalau kamu telah memilih orang yang kurang tepat. Dan yakinlah, allah telah menyiapkan orang tepat untukmu, nanti.”
Farah menelungkupkan kepalanya di bawah bantal. Dia menangis sambil mendengarkan lagunya kotak-masih cinta dari I-pod kesayangannya.

……………………#### ………………………..