BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 29 Mei 2009

CERPEN: MASIH BERAKHIR PLAY BOY

Gimana sih cewek idaman cowok … ?, Tinggi …? Putih …? Langsig …? Yaiyalah. Ga’ usah munafik deh kalau cowok ga’ kleper-kleper. Rambut panjang, senyum mengoda, dan jalannya kayak model papan atas. Perfect ! hamper tiap cewek bermimpi punya wujud kayak gitu. Paling enggak, standart minimal Titi Kamal dech … Gedubrak ! Kalau semua cewek kayak gitu, didunia ini ga’ ada yang jelek donk.
Lain halnya dengan Farah, kini dia mematut diri di depan kaca. Ga’ bisanya dia berdandan melebihi 5 menit. Tapi pagi ini sudah hamper setengah jam belum kelar juga.
Wajah ……. 85 – 90 lah. Bisa dibilang pantes kalau jadi keponakannya Inneke koesherawati. Farah mendekatkan wajahnya kedepan cermin, lebih meneliti wajah ovalnya yang memang ga’ bisa dibilang jelek itu.
Kali ini giliran badannya yang ia teliti. Kedua tangan Farah diletakkan di pinggang, bukanya mirip foto model malah mirip orang mau ngelabrak.
“Kalau body sich …. 11 – 12 sama Zaskia Adya Meca” dasar Farah, sukanya mempuji diri sendiri.

……………………#### ………………………..

Kalau seumpama pelajaran kali ini berada di taman di Jepang sono. Pasti bunga sakura bungsung mengugurkan semua bunganya bagitu Pak Suroso menyudahi pelajarannya. Dimana ga’…… ? terlalu lama menanti sich, uuhwaach …… Farah menguap ditempat duduknya. Eh, bukan Farah ternyata hamper seisi kelas melakukan hal yang sama, tidur masal.
“Emangnya Pak Suroso itu ga’ bosen apa ngoceh terus ? Dulu emaknya ngidam radio kali makanya kalai’ ngomong ga’ berhenti-berhenti. “Ujar Farah dongkol.
“Farah, Farah, harusnya kamu bangga dong punya guru seperti Pak Suroso. Dia masih mau membagi wawasan kepada murid-muridnya. Jarang lo ada guru kayak gitu.” Zihan, Jahib.
Farah sekaligus teman sebangkunya kali ini berusaha mendamaikan.
“ho …..ho …….. ya iyalah Zihan saying, hari gini jarang ada guru kayak gitu. Soalnya udah diprotes duluan sama murid-muridnya” timpah
Farah.
“Eh Farah, Zihan. Ke kantin yuk ! Laper nich !” Si Tia, yang tempat duduknya di depan Farah ikut nimbrung.
“Bentar deh, kayaknya ada yang beda sama Farah.” Tia mengamati Farah mulai dari ujung jilbabnya sampai pangkal sepatunya. Mimik wajahnya tampak berfikir. Tia menggeleng-gelengkan kepala.
“Benar-benar ada yang ga’ beres.
Kamu pake’ make up ya farah ? make parfum juga ….. ? Tak kusangaka …… ? Tia menyimpulkan hasil pengamatannya. Wajah putih Farah berubah merah karena malu.
“Beneran Rah …. ? Ha ha ha ….. lucu banget seorang seorang Farah pake’ make-up … “ Sekarang giliran Zihan yang ngakak. Sedangkan Farah semakin merah mirip kepiting rebus. Emangnya ga’ boleh aku belajar jadi cewek, piker Farah.
“Kalian berdua resek deh ….. Emangnya ga’ seneng kalo’ temennya jadi cantik …. ?” Farah manyun. Bukanya kasihan Zihan sama Tia malah tambah kenceng ngakaknya.
“Farah, dapat salam tuh dari temanku. Katanya dia pegen kenal sama kamu”. Sontak Zihan dan Tia berhenti tertawa. Makhluk satu ini dating dari mana sih ? Tiba-tiba nongol dibangkunya Farah.
“Siapa Sa ….. ?” Tanya Tia penasaran.
“ada deh …….” Kening Farah semakin berkerut. Siapa sih ….. ? batin Farah. Dasar Tesa si ratu Gosip. Pasti dia Cuma ngegombal.
“Emang dia anak kelas mana ?” Farah menimpali.
“Anak kelasku, ehm ….. itu tuh anaknya yang jongkok benerin septum.” Tesa menunjuk seorang cowok yang kini dia ada didepan kelas Farah. Dika …… ? ga’ salah. Perasaan aku ga’ pernah kenal sama sang ketua Paski itu dech. Farah bertanya dalam hati.
“Eh udah ya, aku mau cabut dulu ……”. Tesa keluar dari kelas Farah. Suasana diam sejenak setelah Tesa pergi. Zihan dan Tia masih bengong menatap keluar pintu. Kemudian ke dua pasang mata mereka berganti menatap Farah. Sontak Farah jadi Salting diliatin begitu sama kedua sohib mereka.
“Kalian kenapa ngeliatin aku kayak gitu sich ….. ?”
“Ada apa dengan kamu sich Rah ? Kayak bukan Farah deh …..” Nada suara Zihan terlihat kecewa.
“Ya udahlah Zihan. Lagian Farah udah gede juga.”
“Aku tau Tia. Tapi Farah kan udah bilang sendiri kalau dia belum siap buat pacaran. Kamu tau sendiri kan ya ….. ? si Dika itu kan Playboy Abis.
“Aduh ….. aduh deh. Emang kalau si Dika nyari aku selalu ada apa-apanya. Siapa tahu dia mau pinjam buku atau apa kek. Jangan negative thinking dulu dong.” Farah berusaha melerai.

……………………#### ………………………..


Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi …. Wuuh kayak judul lagunya Peterpen aja. Tapi itu yang kini dirsakan Farah. Ternyata ga’ enak juga jadi anak tunggal, piker Farah. Apa-apa sendiri, kesepian, ga’ ada temen. Apalagi kalau mama udah ngomel-ngomel, ga’ ada yang ngebantuin.
Farah berjalan santai keluar dari parker sekolah sambil samara-samar menyanyikan I’m yours nya Jason Mars yang ia denagrkan dari Ipod kesayangannya. Saking sariusnya dengerin musik sampai-sampai Farah ga’ sadar dari tadi di perhatian sama orang dibelakangnya.
“Farah ……. !” Dhika berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Farah. Farah yang merasa namanya dipanggil santun menoleh.
“Kamu memanggil aku ……?” Tanya pada Dhika. Farah melepaskan headset dari kupingnya.
“Iya …… kamu Farahkan anak XI IPA 1 ? yang anak madding itu..? Tembak Dhika, ngebuat Farah jadi salting di tengah-tengah kekagetannya.
“Aku Radhika, Anak XI IPA 5.” Dhika mengulurkan tangan bermaksud mengajak kenalan. Farah masih bengong. Ia menatap uluran tangan Dhika. Ia ragu mau menjabat tangannya.
“Farah ……” Farah berusaha tersenyum. Canggung ya …. Siapa yang ga’ kenal Dhika. Bisa di survey anak satu sekolahan pasti kenal semua sama yang namanya Radhika. Apalagi cowok udah ganteng, tajir, ketua paskibra. Juga orasi pula. Siapa sich cewek yang ga’ berdesir hatinya kalau didekati sama Dhika ? Tapi gelar playboy juga ga’ luput disandang Dhika.
“Oia ….. kapan-kapan aku telpon atau SMS kamu boleh ya … ? Dhika ti the point. Seumpama itu dikasur, Farah pingin jatuh pingsan saja. Masalahnya ini di lantai, kan sakit kalau jatuh.
“Keberatan ga’ ….. ?” Tanya Dhika lagi, meyakinkan.
“Oh ….. eh …. Terserah kamu deh, ga’ pa pa kok” jawab Farah terbata-bata. Wajah Farah semakin memerah.
“Eh aku duluan ke kelas ya … hari ini aku tugas piket.” Bohong Farah. Belum sempat di dijawab Dhika, Farah udah kabur. Dasar Farah. Tapi senyum itu masih menghiasi wajah Dhika.

……………………#### ………………………..
Hari Selasa puisi, rabu bunga, kamis coklat, jum’at puisi sama coklat. Sudah seminggu ini Farah mendapat kiriman terus dari Dhika. Ga’ tau kenapa si tomboy ini juga luluh sama yang namanya Dhika. Padahal sebelumnya banyak cowok yang ngejar dia tapi dicuekin gitu aja ama Farah.
“Rah, kenapa sih kamu diem terus ? Ada masalah ? Cerita dong….? Farah kaget. Dia kepergok melamun. Ternyata dari tadi dia diperhatiin sama Zihan.
“Ga’ kok Zihan sayang, ga’ ada apa-apa I’ll be fine ……….”
“Oh ….. ya udah” Zihan menyeret tempat duduknya yang semula berhadapan dengan Farah.
“farah ada yang nyari’in tuh …. ? Tia baru masuk ke dalam kelas dan menghampiri meja Farah.
“Dhika tuh … deuu, seneng nih ….” Tia mengerling nakal. Sedangkan Zihan, terlihat dia berhenti dari aktivitasnya menulis. Pasti shock Farah merasa tidak enak. Seperti ada yang mengganjal. Dia merasa sungkan dengan Zihan. Ya Alloh …… maafkanlah hambamu. Jangan rubah sikap Zihan pada hamba ya Allah … Mohon Farah dalam hati.
Dhika masuk kedalam kelas Farah. Langkahnya terhenti tepat didepan meja Farah dan Zihan. Farah mendongak.
“Ke kantin yuk …… !!” Ajak Dhika Farah tersenyum pahit. Dia tahu apa yang dirasakan Zihan sekarang dalam diamanya.
Kantin sekolah terlihat begitu ramai, Dhika dan Farah memilih tempat di pinggir.
“Udah terima coklatku tadi ….?” Dhika membuka percakapan setelah menyeruput es juruknya.
“Oh …. Sudah kok ………” jawab Farah santai sambil mendorong baksonya ke tengah meja. Mereka diam sejenak, canggung, tapi akhirnya Farah mau juga membuka obrolan.
“Kenapa kamu ngasih aku coklat ? emangnya aku suka coklat ?”
“karena kamu suka sama warna coklatkan ? Tas, buku, baju …. Semua coklat. Jadi aku ngasih sesuatu yang identik sama warna cokelat” jelas Dhika.
“Jadi kalau aku minta Doraemon warna coklat, kamu bisa ngabulin ga’ ……? Selidik Farah. Dia menunggu kelanjutan jawaban Dhika.
“Kenapa ga’ ……? Pasti aku kasih buat kamu ……” sahut Dhika. Farah tak percaya. Tapi Dhika yakin Farah pasti tau arah pembicaraannya. Tak sengaja pandangan mereka bertemu. Tapi Farah segera membuang muka karena takut kelihatannya pipinya yang memulai memerah. Mereka lama terdiam dan akhirnya, bel pun berbunyi.
……………………#### ………………………..


Hujan begitu deras sore ini. Farah berjalan mondar mandir di depan ruang madding miirp kayak setrikaan. Sesekali ia melirik arlojinya. Hamper jam 5 sore dia mulai mendengus kesal. Farah menunggu Dhika yang janji dating sore ini untuk mengembalikan CD-Drive punya Farah. Farah ngak mungkin menunggu sampai malam disekolah, pasti mamanya bakal ngomel. Tapi ngak mungkin juga Dhika ngaterin ke rumah Farah. Seumur-umur Farah belum pernah diapeli cowok, apalagi malam hari.
“sorry aku telat. Abis ujannya ga’ berhenti-berhenti.” Farah berhenti mondar-mandir. Kaget dengan kehadiran Dhika yang tiba-tiba.
“Ya iyalah susah berhenti. Ujan kan main keroyokan. Mau ngomando buat ngerem kan sulit ……”.
“Kamu tuh ada-ada aja yach …….”
Ujar Dhika sambil membersihkan bajunya yang bash kuyup, diiringi dengan senyum menawannya.
“Aku kira kamu ga’ bakalan dating.” Lanjut Farah, hamper ga’ kedengeran.
“Ya nggak deh. Tadi tuh aku nyari ini” Dhika menyodorkan Boneka doremon berwarna cokelat yang masih terbungkus plastic pada Farah. Farah berdiri tegtang mematung lama sekali. Dhika meletakkan boneka itu diatas tangan Farah. Farahpun segera menyadari situasinya kembali.
Suasana sekolah sepi sekali hujan turun sangat lebat. Dhika terlihat menggigil kedinginan setelah kehujanan tadi.
“Aku ngak tau Rah, waktu itu kamu bercanda atau serius. Waktu kamu bilang minta doremon warna cokelat, aku langsung semangat buat nyari benda itu. Dan aku aku terus berusaha ngedapatinnya. Padahal sulit banget, bahkan diseluruh toko ngak ada. Sampai-sampai aku pesan sendiri ke pabriknya.” Urai Dhika panjang lebar. Sedangkan Farah, tegang menyimak penjelasan dari Dhika.
“Rah, aku sudah tahu kamu mulai kelas satu SMA. Tapi perasaanku sama kamu berubah sejak 2 bulan yang lalu. Dan bukankah sudah hamper satu bulan kita dekat ….? Cecar Dhika. Farah diam seribu puluh bahasa. Dia Cuma menatap mata Dhika yang Farah yakin Dhika nggak bohong. Meskipun Farah harus rela mendongak begitu lama karena Dhika yang jangkung itu.
“Mmm ……aku ingin jadi orang yang selalu dekat kamu Rah…..” kata pamungkas Dhika terlontar juga. Wuih ! Rasanya Farah pingin pingsan aja. Ya ampun, aku pengen pipis nih. Guman Farah dalam hati.
“Aku ….. aku nggak bisa kasih tanggapan sekarang. Aku sudah dijemput Dik, sori aku harus pulang. Assalamu’alaikum.” Farah tersenyum pahit. Dia jadi canggung mau meninggalkan Dhika di situ, tapi diiringi dengan perasaan yang campur aduk Farah beranjak dari tempat itu Farah melihat Boneka doremon cokelat yang ada ditangannya. Didalam kantong doremon ada CD-Drive yang dpinjam Dhika.
……………………#### ………………………..


Sekolah heboh, Farah pacaran sama Dhika meskipun itu udah hampir 2 minggu yang lalu, tapi anak-anak masih heboh sampai sekarang. Bukannya apa, kalau meralah cowok atau nggak pasti cocoklah. Dhika cakep. Farah juga manis. Tapi in masalahnya Dhika itu kan paling popular masalah cewek kalau dihitung, hampir semua cewek cantik disekolahnya pernah pacaran sama sang ketua Paski ini. Tapi ini kokok pacaran sama Farah sih ? cewek berjilbab ? ya … meskipun kadang tingkah Farah yang pecicilan tapi tetep aja, emang Dhika mau tobat ?
Nggak ada acara nge-date malem, nggak ada apel dirumah dan nggak ada acara berdua-duaan. Itu konsekwensinya Farah. Dan Dhika sudah menyanggupinya. Demi cinta katanya ini yang membuat anak-anak semakin gencar ngegosip. Dhika yang playboy, mana bisa pacaran anteng kayak gitu ? Tapi itu emang kenyataanya. Acara pacaran mereka Cuma ketemu disekolah, jalan bareng pulang sekolah, makan bareng, dan nganterin pulang.
Hari in kelas Farah dapat giliran jadi petugas upacara dari Senin yang pasti disitu ada Dhika yang melatih upacara. Dan yang pasti lagi teman-teman kelas Farah jadi ngomongin mereka berdua yang dari tadi nempel terus. Biasalah kan lagi anget-angetnya.
“Zihan, ke kantin bareng yuk ! Ajak Farah setelah selesai latihan upacara.
“Ayo ….. aku juga haus nih ! jawab Zihan ia berdiri dari tempat duduk.
“Farah, Zihan mau ke kantin ? bareng ya …..” Ujar Dhika dari arah belakang. Sontak mereka menoleh kebelakang. Dhika menghampiri Farah dan berdiri disampinya.
“Aku boleh ikut kan ?” Dhika bertanya lagi
“Ya iyalah, kenapa ga’ boleh ?” sahut Farah kemudian menoleh keahar Zihan meminta tangapan darinya.
“eh … iya kok” jawab Zihan sambil mengangguk. Zihan tersenyum, terpaksa. Farah tau itu. Tiba-tiba ada perasaan tidak enak menyelinap dihatinya.
Merekapun berjalan bersama-sama menuju kekantin dengan perasaan masing-masing.

Because of you
My life has changed
Thank you for the love and the joy you bring 
Because of you 
I feel no shame
I’ll tell the world
I’s because of you 
Farah bahagia sekali hari ini. Dari tadi dia tak lepas menatap Dhika. Bukan hanya Farah, tapi semua mata tertuju pada Dhika. Dhika menyanyikan lagu Because of you nya Keith Martin dengan akustik di ulang tahun Farah yang ke-17 hari ini.
Some times I get lonely
And all I gotta do is thing of you
You captured something inside of me
You make all my dreams come true 
As not enough that you love me for me
You’ve reached inside and touched me enternally
I love you best explain how I feel and for you
Lagu itu ditujukan pada Farah. Farah yakin itu. Dari tadi ia senyum senyum sendiri melihat sang pujaan hatinya menyanyi didepan teman-temannya pada perayaan ulang tahunnya kali ini. Dia tidak pernah tau kalau Dhika punya bakat musik juga.
Zihan tidak dating dari tadi dia mencari-cari sehabatnya itu tadi tidak ketemu. Ternyata neneknya sakit. Zihan tadi menelponnya.
Tepuk tangan bergemuruh ditujukan pada Dhika. Setelah turun dari panggung Dhika menghampiri Farah yang sedang sendiri.
“Kenapa kamu murung ?” selidk Dhika.
“Zihan nggak dating……” Jawab Farah singkat tanpa menoleh kearah Dhika.
“aku tahu. Pasti sedih banget. Dia kan sahabatmu.”
“Bukan itu saja Dhika. Aku merasa Zihan itu ngak suka sama kita.” Ujar Farah denagn menekankan kata “kita”. Dhika menoleh dan kini mereka berdiri berhadapan.
“kita ……? Maksud kamu ?” kening Dhika bererut. Bingung dengan ucapan Farah barusan.
“Dengan hubungan kita. Zihan nggak suka kalau kita “pacaran”. Itu yang aku selalu merasa nggak enak dengan Zihan.” Jelas Farah.
“Ya udahlah.” Dhika merangkul pundak Farah yang lebih pendek darinya. Wajah Dhika tiba-tiba berubah tanpa sepengetahuan Farah.
……………………#### ………………………..


Tidak terasa hampir 3 bulan “hubungan” Farah dan Dhika berjalan. 3 bulan pula Farah canggung dengan Zihan. Tapi seminggu ini aneh menurut Farah. Sikap Dhika berubah. Apa ini yang namanya pra-putus, piker Frah dalam hati. Tapi kenapa saat-saat Farah mulai merasakan apa itu cinta pertama, sikap Dhika berubah ?
Dhika jarang mengajaknya bareng ke kantin. Jarang menawari belajar bareng, dan jarang bales SMS atau telponnya. Dan tiga factor diatas yang membuat Farah jadi murung. “Pulang sekolah aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.” Dhika Cuma mengucapkan satu kalimat saat menemui Farah dikelasnya pas jam istirahat.
……………………#### ………………………..

Suasana hening. Hanya suara deburan ombak, bau buih air laut dan pemandangan biru terhampar didepan mereka. Dari tadi mereka hanya diam menikmati perasaan masing-masing.
“Aku sayang Rah, sama kamu …..? kalian pertama yang terlontar dari mulut Dhika. Hati Farah berdesir, dia sudah menangkap sinyal itu dari Dhika.
“Tapi aku juga ga’ bisa bgeliat persahabatanmu hancur Rah,” lanjut Dhika. Farah masih membisu, tak terasa air mata sudah meleleh di pipi putihnya.
“Aku juga sedih kalau ada yang bilang kita tuh beda. Aku brengsek Rah, nggak seperti kamu. Aku bejat, aku ga’ pantes sama kamu.” Air mata Farah makin deras mengalir.
“Kita ….. ngelanjutin jadi temen aja ya”. Dhika menutup kalimatnya. Kini Dhika juga diam seribu bahasa. Dhika serasa tercekik di tenggorokan. Dia menahan getaran hebat yang membuat sekjur tubuhnya dingin. Dia tak percaya telah mengatakan semua itu pada seseorang yang sebenarnya masih disayanginya.
Ini Cuma mimpi kan ? Yah …… ini mimpi buruk ! sebentar lagi pasti bangun dan semuanya bakal normal seperti dulu, cera cau farah dalam hati. Tapi ternyata ….. ini adalah kenyataan.
Sunset kali ini, dilewati denga penuh air mata.
……………………#### ………………………..


17 Agustus 2008 
Hari ini hari libur, ya iyalah, semua orang merayakan hari kemerdekaan Indonesia tercinta. Semua stasiun televise menayangkan acara yang sama. Prosesi pengibaran sang merah putih di istana Negara. Dan tahukah ? Radhika yang mengibarkan merah putih itu. Farah hanya bisa melihat wajah mantan kekasihnya seminggu lalu itu dari balik layer kaca. Pasti ceweknya yang sekarang bangga banget sama Dhika, gumam 
Farah dalam hati. Dia masih teringat ucapan Zihan dan Tia tempo hari, kamu harus bersyukur Rah, Allah masih menjagamu dan sayang pada kamu. Kamu masih diingatkan kalau kamu telah memilih orang yang kurang tepat. Dan yakinlah, allah telah menyiapkan orang tepat untukmu, nanti.”
Farah menelungkupkan kepalanya di bawah bantal. Dia menangis sambil mendengarkan lagunya kotak-masih cinta dari I-pod kesayangannya.

……………………#### ………………………..

0 komentar: